Surat Cinta Seorang Pendosa
Saat godaan datang menghampiri, silih berganti
Ingin rasanya kurobek urat nadi, keberanianku pergi,
Ingin kupecahkan kepalaku dengan batu, tanganku tak mau
Atau kutabrakkan saja badanku ini di jalanan, nyaliku ragu
Bahkan mati rasanya jauh lebih baik daripada mendurhakaiMu
Ingin rasanya kurobek urat nadi, keberanianku pergi,
Ingin kupecahkan kepalaku dengan batu, tanganku tak mau
Atau kutabrakkan saja badanku ini di jalanan, nyaliku ragu
Bahkan mati rasanya jauh lebih baik daripada mendurhakaiMu
Godaan ini terlalu berat untukku
Hampir-hampir aku mabuk, Asyik masyuk
Tenggelam dalam kelam
Dalam lubang-lubang dosa yang kejam
Hampir-hampir aku mabuk, Asyik masyuk
Tenggelam dalam kelam
Dalam lubang-lubang dosa yang kejam
Tapi, tahukah Engkau, aku belum siap menjumpaiMu
Masih banyak dosa yang harus kutebus
Masih ada amal yang ingin kucari
Masih ada cinta yang akan kubagi
Masih banyak dosa yang harus kutebus
Masih ada amal yang ingin kucari
Masih ada cinta yang akan kubagi
Kini aku mengerti
Engkau mengirimku kemari, karena ada yang harus kucari
Karena aku punya kendali, karena aku punya nyali
Dan aku takkan lari
Engkau mengirimku kemari, karena ada yang harus kucari
Karena aku punya kendali, karena aku punya nyali
Dan aku takkan lari
Aku kan tegar,
Kuhadapi ini dengan sabar
Karena hanya dengan itu aku menjadi besar
Kuhadapi ini dengan sabar
Karena hanya dengan itu aku menjadi besar
Inginku, begitu kental mengalir dalam darahku,
Maukah Engkau, nanti, melihatku, memelukku, dan membiarkanku duduk bersama para kekasihmu
Atau, paling tidak, izinkan aku menatap wajahmu,
Sekedar cukup untuk memuaskan dahagaku
Maukah Engkau, nanti, melihatku, memelukku, dan membiarkanku duduk bersama para kekasihmu
Atau, paling tidak, izinkan aku menatap wajahmu,
Sekedar cukup untuk memuaskan dahagaku
Tuhanku, padaMu aku rindu
0 komentar:
TULIS KOMENTAR ANDA MENGENAI TULISAN INI