Medan, 05 Oktober 1988

Aku Mencintai Kalian Semua Karena Allah

..:: WELCOME TO MY BLOG ::..

Assalamu'alaikum ...!!!
Mudah-mudahan Blog yang sederhana ini berguna bagi kita semua,, InsyaAllah Barokah.


-=[ Dian Hapriyanto Nst ]=-


Home Base :
Makyung Cafe
Jl. Halat No. 44DE Medan (samping Indomaret)

Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh??

Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa yang dilkasanakan pada pertengahan bulan dan perhitungan tahun Islam atau kalender Hijriyah. Ayyamul Bidh berasal dari kata ayyam (jamaknya yaum) yang berarti hari-hari, sedangkan bidh mengandung arti putih. Dengan demikian, apabila digabungkan Ayyamul Bidh mempunyai pengertian hari-hari putih. Adapun maksud dari hari-hari putih adalah keadaan pada saat Ayyamul Bidh, bulan tampak terang benderang atau dalam keadaan purnama sehingga kondisi malam tampak terang bercahaya.

Beberapa Hadist menerangkan sebagai berikut :

 

  • Hadits riwayat Abi Dzarr, Rasulullah Saw bersabda
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

"Wahai Abu Dzarr, jika engkau ingin berpuasa tiga hari dari salah satu bulan, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)." (HR. At Tirmidzi)

  • Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ

“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari no. 1979)

  • Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: [1] berpuasa tiga hari setiap bulannya, [2] mengerjakan shalat Dhuha, [3] mengerjakan shalat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari no. 1178)

  • Mu’adzah bertanya pada ‘Aisyah,
أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ. قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لاَ يُبَالِى مِنْ أَيِّهِ صَامَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

“Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya semau beliau).” (HR. Tirmidzi no. 763 dan Ibnu Majah no. 1709. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

  • Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُفْطِرُ أَيَّامَ الْبِيضِ فِي حَضَرٍ وَلَا سَفَرٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada ayyamul biidh ketika tidak bepergian maupun ketika bersafar.” (HR. An Nasai no. 2345. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Ash Shohihah no. 580)

0 komentar:

TULIS KOMENTAR ANDA MENGENAI TULISAN INI


Comments
0 Comments